Februari 19, 2024

Neraca Dagang Januari 2024 Kembali Surplus

Sabtu, 17 Februari 2024 15:36 WIB

Neraca perdagangan Indonesia periode Januari 2024 kembali mencatatkan surplus sebesar US$ 2,02 miliar. Surplus Januari ini terdiri dari surplus nonmigas sebesar US$ 3,32 miliar dan defisit perdagangan migas US$ 1,30 miliar.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang selama 45 bulan secara beruntun dan surplus ini menopang kinerja perdagangan Indonesia ke depan. Menurut dia, surplus perdagangan Januari 2024 memperpanjang catatan surplus beruntun yang terjadi sejak Mei 2020.

"Surplus Januari 2024 merupakan perkembangan positif dan dapat menopang kinerja perdagangan luar negeri Indonesia ke depan," kata Mendag Zulkifli.

Mendag Zulkifli menjelaskan, surplus perdagangan Indonesia periode Januari 2024 disumbang beberapa negara mitra dagang. Pada periode ini, India menjadi penyumbang surplus terbesar dengan nilai sebesar US$ 1,28 miliar, diikuti Amerika Serikat US$ 0,96 miliar, dan Filipina US$ 0,63 miliar.

Surplus perdagangan Indonesia dengan India didorong komoditas bahan bakar mineral; lemak dan minyak hewan atau nabati; serta bijih, terak, dan abu logam. Sedangkan negara penyumbang defisit perdagangan terbesar pada Januari 2024 adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sebesar US$ 1,12 miliar, Singapura sebesar US$ 0,64 miliar, dan Australia sebesar US$ 0,48 miliar.

Defisit dengan RRT didorong komoditas bahan bakar mineral; bijih logam, terak, dan  abu; serta logam mulia dan perhiasan atau permata. Pada Januari 2024, ekspor Indonesia mencapai US$ 20,52 miliar, turun  8,34 persen dibanding Desember 2023 (MoM) atau turun 8,06 persen dari periode yang sama tahun lalu (YoY).

Penurunan ekspor di Januari 2024 sejalan dengan turunnya ekspor nonmigas sebesar 8,54 persen dan ekspor migas sebesar 5,50 persen (MoM). "Penurunan ekspor Januari ini merupakan pola tahunan yang terjadi pada awal tahun. Namun, nilai ekspor periode Januari 2024 lebih tinggi jika dibanding periode 2020, 2021, dan 2022," ujar Mendag Zulkifli.

Di tengah penurunan ekspor, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami peningkatan cukup signifikan. Produk tersebut di antaranya tembakau dan rokok (HS 24) dengan kenaikan 30,57 persen, aluminium dan barang daripadanya (HS 76) 24,76 persen, kakao dan olahannya (HS 18) 15,89 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) 11,15 persen, serta lemak dan minyak hewan atau nabati (HS 15) 10,36 persen (MoM).

Pada Januari 2024, negara mitra dagang dengan penurunan ekspor nonmigas Indonesia terdalam, antara lain Swiss turun 53,74 persen, Kanada turun 48,05 persen, Bangladesh turun 39,13 persen, Rusia turun 24,68 persen, dan Turki turun 19,73 persen (MoM). Sedangkan negara tujuan ekspor  nonmigas yang mengalami peningkatan tertinggi pada Januari 2024, antara lain Italia yang melonjak 139,69 persen, Polandia 77,70 persen, Spanyol 70,24 persen, Pakistan 60,53 persen, dan Mesir 53,41 persen (MoM).

Ditinjau dari kawasan, penurunan ekspor nonmigas terbesar terjadi ke Asia Tengah yang turun 68,44 persen, Eropa Utara 37,93 persen, Eropa Timur 18,89 persen, Asia Barat 17,30 persen, dan Amerika Tengah 16,38 persen (MoM). Di tengah pelemahan ekspor nonmigas, beberapa kawasan tujuan ekspor justru menunjukkan pertumbuhan yang signifikan.

Kawasan tersebut antara lain Eropa Selatan naik 90,77 persen, Afrika Timur 69,77 persen, Karibia 56,13 persen, Afrika Tengah 37,49 persen, dan Afrika Utara 27,68 persen (MoM). "Meskipun RRT, Amerika Serikat, dan India masih menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia sebesar US$ 8,35 miliar dengan kontribusi mencapai 43,64 persen terhadap ekspor nonmigas nasional, amun, pasar ekspor nontradisional cukup potensial untuk dibidik oleh Indonesia untuk peningkatan ekspor," kata Mendag Zulkifli.

Nilai impor Indonesia pada Januari 2024 tercatat sebesar US$ 18,51 miliar, turun 3,13 persen dibanding Desember 2023 (MoM), namun naik 0,36 persen dibanding Januari 2023 (YoY). Penurunan impor Januari 2024 disebabkan penurunan impor migas sebesar 19,99 persen di tengah kenaikan impor nonmigas sebesar 0,48 persen (MoM).

(Sumber: tempo.co)

envelopefile-addphone-handsetphonemaparrow-right-circle linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram