Contact Center VPTI
Extension 2 : Keuangan
Senin - Sabtu : 08:00 - 17:00 WIB
(Setelah 17:00 WIB dapat menghubungi layanan WhatsApp Center No: 081289260790)
Ferry Sandi, CNBC Indonesia
23 August 2022 13:10
Presiden Joko Widodo (Jokowi) yakin Indonesia bakal memperbaiki neraca dagang dengan China di tahun ini. Bahkam bisa mengubah defisit neraca dagang minus yang sudah terjadi selama 10 tahun terakhir menjadi surplus.
"Neraca dagang kita, saya ingat 2012 minus dengan RRT US$ 7,7 miliar. 2021 karena kita ekspor besi baja menjadi defisit minus US$ 2,4 miliar. Tahun ini saya pastikan dengan RRT surplus," katanya dalam HUT Ke-77 RI di acara Kadin yang berlangsung di TMII, Selasa (23/8/2022).
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia memang selalu mencatatkan hasil negatif dari China dalam neraca dagang. Nilai impor lebih tinggi dari ekspor. Tahun 2020 nilai defisit dagang Indonesia dengan China mencapai US$ 7,8 miliar. Setahun sebelumnya, tahun 2019 bahkan mencapai defisit US$ 16,9 miliar.
Demi bisa mengatasi defisit itu, Jokowi sudah memiliki 'senjata' andalan, yakni melarang ekspor bahan baku mentah dan mengubahnya dengan nilai tambah. Hal itu, ujarnya, sudah dilakukannya saat melarang ekspor nikel mentah pada 2019 lalu. Jokowi pun meminta pengusaha di Kadin untuk ikut mengambil peluang dari sini.
"Ini tolong ditarik ke bahan-bahan mentah lain. Jangan hanya nikel, bapak ibu kalau nggak siap, join, cari partner, mudah sekali Indonesia ini, berbondong bondong harian, orang datang ingin investasi, ajak aja entah dari Korea, RRT, Jepang, Eropa, karena takut semua ekspor raw material kita hentikan. Dan ngga ada pilihan mereka, mau tidak mau pasti ke sini, bikin industri disini, nah itu ajak join," ujar Jokowi.
"Saya punya izin tambang sekian juta ton atau sekian Hektar, join dengan mereka karena kita butuh teknologi, dan kita juga butuh investasi agar ada capital inflow," lanjutnya.
(Sumber: Cnbcindonesia.com)